Sampai Hari ini

Sidang sudah berjalan 3 kali. Pertamsa pembacaan gugatan. Kedua permintaan untuk menghadirkan bukti gugatan sekaligus saksi. Pada pembuktian perdana tidak sesuai kaidah pembuktian, akhit\rnya ditunda. Sidang kedua pembuktian kamu tidak har\dir (terlambat). Sidang ditunda. Tapi aku minta ditunda lagi karena akan mengikuti PKL Mhs-ku ke Pariaman, dlam penyeleiianperdana juga. Kupikir aku ditugasi pada periode pertama dan terakhir seperti tahun-tahun sebelumnya. Kenyataan periode 1 dan dua. Pendatan dan persiapan MMK. Apa boleh buat, harus ditunda lagi, namun dari pihakku tanpa pemberitaan ke Pengadlan. Ku coba ngirim SMS, ter\kirim, namun tanpa tanggapan. Entah apa yang terjadi.
Seminggu terakhir, dipicu oleh keinginan memasukkan internet, komunikasimu kelihatan agak intensif, mersu dan seperti menge\andung makna tertentu. itu mungkin saja intuisiku. Beberapa info sebelumnya, baik dari Yani maupun dari Tari memang mendukung untuk itu.
Apapun yang terjadi ini memang sudah jarus dilanjutkan disesuaikan dengan keinginanmu yang sebenarnya. Akupun sudah jenuh. Aku sudah siap untuk kondisi seperti yang terucap olehmu.
Godaan memang muncul. Kuputar balikkan informasi, ke pengalaman masa lalu. Terbukti intuisi tidak akan pernah lagi menggiurkan, seperti dalam hayalan.
Hayalan adalah masa lalu. Masa depan pun akan disesuaikan dengan hayalan berikutnya. Mulai berpindah posisi, ke arah le\\yg lebih ukhrawi. Selamat tinggal dunia maya, Selamat tinggal dunia penuh sandiwara. Selamat tinggal dum\nia yang hanya mampu menyesatkan. Tapi toh, aku tetap hidup di dunia, bukan di alam sana.
Syarat minimal kehidupan memang harus dijalanani, berma \syarakat, amakn, minim, bekerja dan memiliki impian.
namun semua itu harus kulakukan dengan selektif. Saatnya untuk selalu bertanya pada s\diri sendiri. "Ini ada untungnya utk hari esok apa tidak. Jika tidak aku harus kuat untuk 'berpuasa' untuk itu.
to continued...